1/28/2013

KEAJAIBAN TULANG EKOR, BUKTI MANUSIA AKAN DIBANGKITKAN KEMBALI




Setelah terjadinya proses penyuburan melalui penyatuan air mani dengan indung telur di atas pembuluh telur yang menjadi sel janin pertama, dan unsur keturunan terus mengalami pengembangan di dalam janin itu sebagai hasil dari pertemuan dua unsur bapak dan ibu. 
Dan pencampuran dua unsur tersebut akan membentuk rentetan kehidupan yang sempurna bagi makhluk hidup yang terjadi berdasarkan seluruh proses pertumbuhan, percampuran janin dan proses kehidupan yang penting bagi kehidupan setelah itu.
Lalu proses pertumbuhan janin dimulai dengan pembentukan pita janin, yang terdiri dari lapisan luar janin “okstodrm“ dan lapisan menengah “mizodrm” dan lapisan dalam “ondodrm“, kemudian setelah itu membentuk seluruh anggota tubuh janin.
Jika terdapat penyakit dalam pembentukan pita janin itu, menyebabkan pembentukan lapisan-lapisan janin dan proses pertumbuhan janin akan gagal, hingga perkembangan pembentukan pita janin merupakan asas dalam pembentukan sel janin.

Karena pita janin merupakan pemegang semua pemekaran produksi sel, dan yang dimaksud dengan pembentukan sel yaitu tidak adanya pemekaran yang membentuk seluruh anggota tubuh janin, hingga proses pembentukan janin menjadi gagal.
Adapun pembentukan anggota tubuh janin dari lapisan-lapisan janin terdiri dari:
  • Lapisan luar terdiri dari kulit, sistem saraf, saluran pencernaan makanan dan prangkatnya.
  • Lapisan tengah terdiri dari hati, saluran darah, selaput jantung dan selaput paru-paru.
  • Lapisan dalam mencakup seluruh anggota seperti seluruh perkakas tubuh, dan kelenjar kelamin.
Setelah minggu keempat pita janin berhamburan dan bersembunyi di kawasan tulang ekor janin lalu bersembunyi di dalam satuan yang tumbuh, disebut juga "Ajbu Al-Janin".

Dan sungguh Rasulullah SAW telah mengisyaratkan pada urgensi dan fungsi tulang sulbi ini. sebagaimana yang tertuang dalam sabdanya:
"Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya dia akan dibangkitkan." (HR Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Penjelasan di atas mengisyaratkan pada pentingnya tulang sulbi terhadap pita janin dalam pembentukan anggota tubuh janin, sebagaimana dalam sabda Nabi tersebut "sebab itu manusia diciptakan".

Dan yang tersisa dari pita yang membawa rentetan pembentukan kehidupannya akan dibangkitkan pada hari kiamat, sebagaimana dalam sabda Nabi SAW "dan sebab itu pula manusia dibangkitkan".


Riset tentang Tulang Ekor


Adalah Han Spemann, Ilmuwan Jerman yang berhasil mendapatkan hadiah nobel bidang kedokteran pada tahun 1935. Dalam penelitiannya ia dapat membuktikan bahwa asal mula kehidupan adalah tulang ekor.

Darinyalah makhluk hidup bermula. Dalam penelitiannya ia memotong tulang ekor dari sejumlah hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio organizer atau pengorganisir pertama. 
Pada saat sperma membuahi ovum (sel telur), maka pembentukan janin dimulai. Ketika ovum telah terbuahi (zigot), ia terbelah menjadi dua sel dan terus berkembang biak. Sehingga terbentuklah embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan:
  • Pertama, External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts, berfungsi menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus.
  • Sedangkan lapisan kedua, Internal Hypoblast yang telah ada sejak pembentukan janin pertama kalinya. Pada hari ke-15 ,lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang disebut primitive node (gumpalan sederhana).
Dari sinilah beberapa unsur dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm, dan endoderm terbentuk:
Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat.
Mesoderm, membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung kemih), jaringan subcutaneous, sistem limpa, limpa, dan kulit luar.

Endoderm, membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-organ yang berhubungan dengan sistem digestive (seperti hati dan pancreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran pendengaran. Gumpalan sederhana inilah yang mereka sebut sebagai Tulang Ekor.
Pada penelitian lain, Han mencoba menghancurkan tulang ekor tersebut. Ia menumbuknya dan merebusnya dengan suhu panas yang tinggi dan dalam waktu yang sangat lama.

Setelah menjadi serpihan halus, ia mencoba mengimplantasikan tulang itu pada janin lain yang masih dalam tahap permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body (organ tamu). Meskipun telah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian rupa, tulang ini tidak 'hancur'.
Dr. Othman al Djilani dan Syaikh Abdul Majid juga melakukan penelitian serupa. Pada bulan Ramadhan 1423 H, mereka berdua memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selama 10 menit.

Tulang pun berubah menjadi hitam pekat. Kemudian keduanya membawa tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana'a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah diteliti oleh Dr. al Olaki, profesor bidang histology dan pathologi di Sana'a University, ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama.
Baca Selengkapnya »

1/27/2013

JANGAN REMEHKAN TEMPE

Tempe adalah salah satu makanan tradisional masyarakat Indonesia. Selain yang murah, tempe juga bisa Anda dapatkan dengan mudah. Jangan-Lagi-Remehkan-Tempe!
Mungkin sebagian dari Anda menganggap bahwa tempe adalah makanan kelas bawah yang kurang bergengsi jika dihidangkan sebagai menu utama, apalagi jika Anda sedang menjamu tamu istimewa.
Tapi tahukah Anda bahwa kandungan gizi tempe tidak kalah kelas dengan makanan mewah lainnya?

Kandungan Gizi Tempe

Tempe dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dengan jamur Rhizopus oligosporus. Menurut penelitian terbaru, kandungan gizi tempe disejajarkan dengan kandungan gizi yang ada pada yogurt. Tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Kandungan antibiotika dan antioksidan di dalamnya dapat menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit degeneratif. Dalam 100 gram tempe mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram, kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19 miligram, karoten 34 mikrogram.

Baik untuk Semua Usia

Tempe merupakan hasil olahan kedelai melalui proses fermentasi. Selama proses fermentasi berlangsung, kedelai akan mengalami perubahan nilai gizi dan tekstur. Enzim pencernaan pun akan dihasilkan oleh Rhizopus oligosporus (kapang tempe) selama proses fermentasi berlangsung, itulah yang membuat tempe lebih nyaman di lambung.
Pengolahan kedelai menjadi tempe juga turut menurunkan kadar stakiosa dan raffinosa, dua zat penyebab perut kembung. Tak hanya itu, tempe juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Dalam 100 gr tempe terkandung sekitar 20,8 gr protein, sehingga cocok dijadikan menu harian bagi Anda yang menerapkan diet tinggi protein.
Keutamaan tempe yang lain adalah, karbohidrat, protein, dan lemak sehat yang terkandung di dalamnya lebih mudah dicerna dan diserap tubuh. Baik dikonsumsi oleh anak-anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan atau menjaga fungsi organ tubuh bagi orang dewasa.

Sehat untuk Jantung

Dalam beberapa tahun terakhir, protein kedelai telah menjadi ikon baru dalam menjaga kesehatan jantung. Penelitian juga telah membuktikan bahwa kandungan protein dalam tempe dapat menurunkan kolesterol jahat sebesar 30-45 persen.
Seperti kita ketahui bahwa kolesterol jahat (LDL) adalah faktor penyebab tersumbatnya pembuluh darah yang dapat memicu serangan jantung dan stroke. Penelitian juga menyebutkan bahwa tempe dapat meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik dalam darah, yang berguna untuk menekan jumlah kolesterol jahat dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.

Mengendalikan Gula Darah

Tempe juga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. Kandungan protein dan serat yang terdapat dalam tempe mampu mencegah naiknya kadar gula darah. Penderita diabetes biasanya lebih berisiko mengalami aterosklerosis atau radang pembuluh darah yang berhubungan dengan penyakit jantung, sehingga harus menjaga kadar kolesterol darah tetap rendah. Inilah mengapa mengonsumsi tempe baik bagi penderita diabetes.

Mencegah Kanker

Kandungan serat dalam tempe tak hanya efektif untuk memperbaiki kinerja saluran cerna, tapi juga ampuh dalam mengikat racun dan kolesterol penyebab kanker dan membuangnya dari dalam tubuh. Racun yang telah terikat tidak dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan phytoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata juga dapat mencegah kanker prostat, payudara dan penuaan dini.
Begitu besar manfaat kesehatan yang ditawarkan makanan murah ini bagi Anda. Kalau begitu, kenapa musti malu mengonsumsinya?

Baca Selengkapnya »