11/29/2016

Cara Bikin Gemuk atau Kurus Alami

Banyak orang yang mendambakan berat badan ideal,
cara gemuk / kurus alami

yang kurus ingin menjadi berisi dan yang kegemukan ingin menjadi langsing,
kalau cowok biasanya ingin memiliki tubuh atletis.

Sudah mencoba banyak cara dan tips dari internet, majalah, dan saran dari teman-teman yang bertubuh ideal tapi tetap saja tidak berhasil.

Oke, langsung ke inti pembicaraan, yang terpenting adalah menjawab pertanyaan anda, mengapa tidak ada perubahan?.

1. Sudah keturunan

Papa atau mama anda terlalu gemuk atau kurus, itu memang salahsatu penyebabnya,

tapi jangan khawatir, karena gen bersifat fleksibel, dapat diubah kapan saja. Anda hanya butuh pembiasaan hingga gen anda mengubah strukturnya.

Caranya mudah, anda hanya butuh satu kata "Rajin". Rajinlah berolahraga yang menyenangkan, bukan menyiksa batin.

Hasil penelitian menyatakan bahwa berolahraga selama 20 menit hingga ngos-ngosan akan merubah struktur DNA kita.

Artinya DNA akan menyimpan keadaan ngos-ngosan tersebut danmenerjemahkannya  dengan kalimat "orang ini suka kerja berat setiap hari, harus di berikan energi lebih banyak".

Setelah itu anda tidak akan gemuk tiba-tiba. Setelah dua bulan, barulah ada perubahan jika anda berhenti tiba-tiba dan menikmati hidup.

Itulah sebabnya mengapa beberapa tips menyarankan kita untuk berolahraga dan banyak makan makanan sehat.

2. Menipu DNA

Lanjutan dari point 1, saat ada berhenti tiba-tiba berolahraga rutin, tubuh akan tertipu dengan kebiasaan itu,

tubuh anda sudah menyiapkan energi besar sebagai persiapan olahraga berat pada sore hari, tapi karena anda berhenti olahraga, terpaksa energi tersebut tidak terpakai,

lalu tubuh kebingungan akan memegangnya terus atau di simpan saja dulu, karena pekerjaan tubuh masih banyak mengantri maka tubuh

memutuskan untuk menyimpannya sebagai cadangan energi berbentuk lemak.

Itulah sebabnya beberapa tips menyarankan anda untuk duduk santai depan TV sambil ngemil.

3. Kiat menjadi kurus

Jika menjadi gemuk hanya butuh pembiasaan, sama halnya jika ingin menjadi kurus. Anda hanya butuh satu kata "tabah".

Menjadi kurus lebih sulit dibanding jadi gemuk, karena lemak sudah terlanjur menumpuk di bawah kulit.

Solusi terbaik adalah dengan mengurangi makanan kurang gizi dan banyak olahraga serta perbanyak minum air, minum jus buah setiap hari yang mengandung banyak air.

4. Jangan menipu DNA

Kali ini kita tidak boleh menipu DNA melainkan berkata jujur bahwa "saya tidak butuh cadangan energi lagi, saya ingin menggunakannya sekarang".

Olahraga berat dan kurangi makan dari biasanya. Saat anda berolahraga berat dan kurang makan, tubuh anda akan kekurangan pasokan energi,

maka tubuh akan memutuskan untuk menggunakan cadangan energi yakni lemak yang numpuk dimana-mana.

Memang berat jika nafsu makan anda harus ditekan, tapi akan lebih berat lagi jika atap rumah anda rubuh karena tidak mampu menahan berat anda.

Anda akan terlihat dengan mudah ditengah-tengah keramaian karena perut anda yang melewati daya tampung baju anda.

Dan beberapa anak muda yang langsing akan berkata "nobita mana ya..., doraemonnya udah datang tuh".
Baca Selengkapnya »

11/04/2016

4 Hasil Temuan Menakjubkan Dibalik Wajibnya Hewan di Sembelih

Kenapa sih hewan harus di sembelih, yang namanya di sembelih tentu terdengar ekstrim, lehernya di go*ok hingga darah keluar dari urat leher, iiihhh seram. Tapi tunggu dulu, ternyata aksi sembelih ini pada hewan adalah satu-satunya cara terbaik yang sehat dan tidak menyiksa hewan dalam jangka waktu lama dengan catatan pisau yang digunakan harus benar-benar tajam. Nah, mengapa aksi ekstrim ini justru cara yang paling sopan. Berikut ulasannya.

Ternyata sebuah penelitian menunjukan jawaban yang mengejutkan bahwa binatang yang disembelih secara syariat islam tidak merasakan sakit sama sekali.

Penelitian ini dilakukan oleh dua orang staff peternakan dari Hannover University, sebuah Universitas terkemuka di Jerman, yaitu Prof Wilhelm Schulze dan koleganya Dr. Hazim, keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan :

Manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit?

  1. Menyembelih secara syariat islam yang murni/menggunakan pisau tajam (tanpa proses pemingsanan)?
  2. Menyembelih dengan cara barat dengan pemingsanan/dipukul kepalanya?

Keduanya merancang penelitian sangat canggih, menggunakan sekelompok sapi yang cukup umur (dewasa).

Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elekroda (microchip) yang disebut Electro Encephalograph (EEG). EEG dipasang dipermukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit ketika disembelih.

Dijantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.

Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG dan ECG yang telah terpasang ditubuhnya selama beberapa minggu, setelah adaptasi dianggap cukup maka separuh sapi disembelih sesuai syariat islam yang murni, dan sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi barat.

Dalam syariat islam penyembelihan dilakukan dengan pisau yang tajam, dengan memotong 3 saluran pada leher, yaitu : 
saluran makan, saluran napas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu arteri karotis dan  vena jugularis

Syariat Islam tidak merekomendasikan metode pemingsanan sebaliknya metode barat justru mengajarkan bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.
Dari hasil penelitian prof Schultz dan Dr Hazim di Hannover University Jerman dapat diperoleh 

kesimpulan bahwa :

Penyembelihan menurut syariat islam/menggunakan pisau tajam menunjukan :

Pertama : Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus) tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG, hal ini berarti pada 3 detik pertama setelah disembelih tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua : pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yg sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak), hingga sapi2 itu benar-benar kehilangan kesadaran Pada saat tersebut tercatat pula ECG bahwa jantung mulai meningkatkan aktivitasnya.

Ketiga : Setelah 6 detik pertama ECG pada jantung merekam adanya aktifitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar.
Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yg terputus dibagian leher, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampe zero level (angka nol) Hal ini diterjemah oleh kedua ahli itu bahwa “No Feeling of pain at all !” (tidak ada rasa sakit sama sekali)

Keempat : Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan “healthy meat” (daging yg sehat)
Jenis daging dari hasil sembelih semacam ini sangat sesuai prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Secara Pemingsanan/Dibius/disetrum/dipukul kepalanya cara Barat :

Pertama : Setelah dilakukan proses Stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh & collaps (roboh), setelah itu sapi tidak bergerak lagi, sehingga mudah dikendalikan, Oleh karena itu sapi dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta dan tampaknya tanpa mengalami rasa sakit. Pada saat disembelih darah yang keluar hanya sedikit tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan)

Kedua : Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG.. Hal ini mengindikasikan adanya tek anan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan)
Media pemingsanan yang digunakan : Setrum, bius, maupun dengan cara yang mereka anggap paling baik memukul bagian tertentu di kepala ternak dengan alat tertentu pula. Alat yang digunakan adalah Captive Bolt Pistol (CBV)

Ketiga : Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop kebatas paling bawah, akibatnya jantung kehilangan kemampuan untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat : Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itupun membeku di dalam urat/pembuluh darah dalam daging sehingga dihasilkan “unhealthy meat” (daging yang tidak sehat) dengan demikian menjadi tidak layak dikonsumsi oleh manusia.

Timbunan darah beku yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih merupakan tempat atau media sangat baik bagi tumbuh kembangnya bakteri pembusuk yg dapat merusak kualitas daging.

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukannya ekspresi rasa sakit. Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya. Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka pastilah disertai rasa sakit; nyeri, terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar.

Hasil penelitian Prof Schultz dan Dr Hazim justru membuktikan sebaliknya. Yakni pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah “menyentuh” saraf rasa sakit.

Oleh karena itu, keduanya menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekpresi rasa sakit, melainkan sebagai ekpresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras), mengapa demikian? Hal ini tentulah tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena EEG tidak membuktikan, juga tidak menunjukan adanya rasa sakit.
Nah, jelas bukan, bahwa secara ilmiah ternyata penyembelihan secara syariat Islam ternyata lebih maslahat. Apalagi ditambah dengan anjuran untuk menajamkan pisau untuk mengurangi rasa sakit hewan sembelihan.

Sabda Nabi “Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, dan apabila kalian menyembelih maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih. (Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelih.”.

Subhanallah! 

https://www.islampos.com/
Baca Selengkapnya »